Rohanah hafal betul bagaimana ngemong bocah kecil itu. Tiap kali rewel, Rohanah bergegas memboyongnya bermain ke sungai. Berjalan kaki menyusuri jalan setapak–yang di kiri kanannya disergap belantara hutan–, Rohanah menggendong cucu Camat Batang Asai itu di belakang punggung.
Rohanah sampai terheran-heran. Tangis bocah itu kok berhenti tiap kali menengok sungai. Maklum, saban hari, Rohanah kudu bolak-balik menggendong si kecil itu main ke sungai.
Siapa sangka, kelak, si bocah itu menjadi orang nomor satu di Kabupaten Sarolangun. Dialah Cek Endra, putra Mandiangin yang masa kecilnya hidup di belantara hutan pedalaman Batang Asai.
“Waktu kanak-kanak, pak Cek Endra mainnyo di rumah kami lah. Rumah tiang. Ia selalu di gendong Rohanah, kakak saya,”cerita Muhktar Latif di hadapan warga Batang Asai, belum lama ini.
Sedari belia, Cek Endra memang akrab dengan keluarga Mukhtar Latif. Sementara kakeknya–nektan Basoriyah–, menjadi camat di Batang Asai. Ayah Muhktar Latif justru dipercaya sebagai seorang pesirah.
“Hubungan keluarga kami dengan Cek Endra sangat elok,”ujarnya.
Dulu, cerita Mukhtar, antara camat dan pesirah terikat kerjasama. Sebab, anggaran camat ditentukan oleh pesirah. Bukan laiknya era sekarang–yang camatnya punya APBD–.
“Kalau dulu, Camat hanya mimpin pemerintahan. Uangnya justru dari pesirah. Jadi, camat ngajukan anggarannya ke pesirah. Makanya, keluarga kami dan Cek Endra sudah akrab sejak dulu,”katanya.
Cek Endra, kata Mukhtar, adalah putra Batang Asai asal Mandiangin. Masa kecilnya lebih banyak ikut sang kakek.
“Beliau tidak asing lagi di batang asai. Dialah putra Batang Asai dari Mandiangin. Saatnya kita antarkan menjadi orang nomor satu di Provinsi Jambi,”ajaknya.
Mukhtar sadar, untuk membangun Batang Asai, perlu sosok Gubernur yang peduli, laiknya Cek Endra itu. Apalagi, pria yang kini akrab dengan inisial CE ini bukan orang asing di mata keluarga Batang Asai.
“Kalau beliau menjadi Gubernur, tidak mustahil akan menyelesaikan jalan provinsi di Batang Asai ini,”ujarnya.
Muhktar lantas menyinggung status jalan Batang Asai era gubernur dulu. Menurutnya, perbaikan jalan Batang Asai sempat dianggarkan, rupanya. Tapi, kata Mukhtar, entah kenapa justru tiba-tiba dialihkan ke Jangkat.
“Padahal, orang kito jugo yang jadi gubernur. Ntah cakmano pindah ke jangkat,”katanya bernada kecewa.
Mengajak warga Batang Asai berjuang memenangkan Cek Endra, Mukhtar haqqulyakin jalan Batang Asai bakal mulus, seperti mimpi warga kebanyakan. (yus)