TANJABBARAT – LINTAS.CO.ID – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 telah diputuskan ditunda olah Komisi Pemilihan Umum (KPU). Keputusan ini diambil sebagai antisisipasi penyebaran covid 19.
Penundaan ini disebut bakal berimbas pada peta dukungan publik terhadap para calon kepala daerah. Selain dimungkinkan adanya perubahan peta politik, elektabilitas maupun popularitas, nama-nama bakal calon yang maju dalam pilkada juga bakal mengalami perubahan selama masa penundaan.
Pengamat politik dari Jaringan Pengawal Demokrasi Jhoni mengakui potensi perubahan elektabilitas maupun popularitas para tokoh yang bakal maju dalam pilkada. “Yang jelas polarisasinya (perpecahan dukungan, Red) pasti tinggi,” terang jhoni
Selama masa pengunduran itu masyarakat juga akan memiliki waktu untuk menentukan sikap politiknya. Elektabilitas tokoh yang tadinya tinggi bisa berubah turun. Begitu juga sebaliknya, tokoh yang saat ini memiliki popularitas ataupun elektabilitas masih rendah bisa memanfaatkan waktu untuk memikat kepercayaan para pemilih.
Beberapa waktu lalu, sejumlah lembaga survei telah merilis secara internal terkait popularitas dan elektabilitas tokoh yang bakal maju dalam pilkada Tanjabbarat. Dari sumber internal yang berhasil media ini dapatkan, ada nama baru yang dipercaya publik bisa tampil sebagai kepala daerah.
Dari sumber internal salah satu partai yang yang tak mau disebutkan namanya itu, diketahui politisi muda Golkar Ahmad Jahfar mendapat banyak dukungan dari warga Tanjab Barat. Hasil survei itu menunjukkan tingkat elektabilitas Jahfar berada di urutan kedua setelah Anwar Sadat, yang juga pernah bertarung pada Pilkada sebelumnya.
Dalam hasil survei yang dirilis internal, simulasi 10 calon kepala daerah, tingkat keterpilihan tertinggi adalah Anwar Sadat dengan angka sekitar 24 %. Diikuti Ahmad Jahfar dengan tingkat keterpilihan sekitar 11 %.
Selanjutnya, calon dengan tingkat elektabilitas di atas 4 %, secara berturut-turut adalah Mulyani Siregar, Cici Halimah dan Amir Sakib.
Ahmad Jahfar sendiri saat dikonfirmasi terkait hasil survei itu, kepada media ini mengatakan jika saat ini ia lebih memilih untuk fokus pada progam kemanusiaan.
Menurutnya, saat ini masyarakat lebih membutuhkan bantuan terkait penanggulangan virus corona.
“Nyawa manusia lebih berharga, urusan pilkada ditangguhkan dulu,” kata Jahfar. (*)